Senin, 21 Februari 2011

KETAWA YUKSS,,!!!!!!!!

Ngawulang Di SD

Aya saurang ibu-ibu tumpak angkot, tina dandanana mah siga guru SD eta teh, diuk na angkot di hareup gigireun supir. Bari ngadagoan angkotna pinuh, supir tuluy nanya ka ibu-ibu eta.
Supir : "Dupi ibu ngawulang di SD?"
Bu Guru : "Muhun"
Supir : "Ngawulang Seni...?"
Bu Guru : "Sanes"
Supir : "Agami...?"
Bu Guru : "Sanes..."
Supir : "Ngawulang naon atuh..?"
Bu Guru : "Ngawulang Bahasi....!"
Supir : "Ooo...hh..!" Ceuk supir bari nincak gas.
Sent by: Zamzam Alit on Jul 1st, 2009 Rating: 3.35 (17 votes)

Angkot Jeung Ojeg

Di hiji jalan aya angkot jeung ojeg silih siap.
Duanana katinggali pada-pada napsu hayang nyusul.
Nepi ka hiji pengkolan duanana eureun sakaligus.
Supir angkot kaluar tina mobilna, bari langsung sosorongot ka tukang ojeg,
"Kunaon sia ngudag-ngudag aing?"
"Ari sia, kunaon ngudag-ngudag aing oge?", jawab tukang ojeg.
"Aing mah diudag pulisi", ceuk supir angkot.
"Aing oge," jawab tukang ojeg.

Halu

Geus jadi kabiasaan Jang Ahmad, sobat salakina, unggal wancina dahar beurang sok datang ka imah Nyi Ipah ngadon milu dahar.

Keur jaman kiwari nu sagala serba mahal mah puguh we sagala teh kudu dirit-irit, kukituna kadatangan Jang Ahmad teh malah jadi nambahan beban kaluarga Nyi Ipah.

Dina hiji beurang kurunyung Jang Ahmad datang ka imah Nyi Ipah.

Jang Ahmad :"Kumaha Nyi wartosna.... damang ?" ceuk Jang Ahmad bari basa-basi

Nyi Ipah :"Sae kang..." bari rada bendu

Jang Ahmad :"Pami Kang Dadangna pangesto ? nuju kamana...?"

Nyi Ipah :"Nuju di kebon, nyaeta ayeuna mah Kang Dadang teh rada kaganggu emutanana ayeuna teh.....". Nyi Ipah ngabohong bari masang taktik.

Jang Ahmad :"Na kunaon kitu ...?" bari semu heran

Nyi Ipah :"Nya duka kumaha Kang, ayeuna mah unggal aya tamu Kang Dadang teh sok neunggeul tamuna ku halu..."
Ngadenge kalakuan sobatna jadi owah, Jang Ahmad langsung pamitan....teu lila datang Jang Dadang, salaki Nyi Ipah.

Jang Dadang :"Aya saha tamu bieu teh Nyi ?"

Nyi Ipah :" Eta..... Kang Ahmad rek nambut halu ngan ku abdi teu dipasihkeun..." bari ngabohong

Jang Dadang :"Naaa atuh halu-halu wae........kadieukeun urang susulkeun..."

tuluy Jang Dadang nyusul Jang Ahmad bari mamawa halu. Teu lila Jang Ahmad geus mimiti kaciri tereh kasusul.

Atuh Jang Dadang gogorowokan ngageroan Jang Ahmad bari ngacungkeun halu. Puguh we Jang Ahmad beuki tarik lumpatna pedah nempo Jang Dadang ngudag-ngudag bari ngacungkeun halu.
Sent by: Mohamad Yusman on Sep 9th, 2008 Rating: 3.70 (10 votes)

Minggu, 20 Februari 2011

Puisi



"PERJALANAN"

Saat hujan semakin deras
kutelusuri jalan selangkah demi selangkah
udara dingin serasa menusuk tulang
sebentar kutoleh kebelakang
Terlihat jelas roda sejarah membentang
Angin kencang
Derasnya air hujan
Halilintar
Semua adalah terpaan kehidupan
Aku berharap reda khan tiba
Terang khan menjelma
Menjadikan hidup
 penuh makna Warna dan cinta

BERSYUKURLAH ATAS SEMUA YANG DAPAT KITA RAIH dan YANG SUDAH KITA MILIKI

Kita sering memfokuskan diri pada apa yang kita inginkan, bukan pada apa yang kita miliki. Katakanlah anda telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap, dan pasangan yang terbaik. Tapi anda masih merasa kurang. Pikiran anda dipenuhi berbagai target dan keinginan. Anda begitu terobsesi oleh rumah yang besar dan indah, mobil mewah, serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang.

Kita ingin ini dan itu. Bila tak mendapatkannya kita terus memikirkannya. Tapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tak puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tak pernah menjadi “KAYA” dalam arti yang sesungguhnya.
Mari kita luruskan pengertian kita mengenai orang kaya. Orang yang kaya bukanlah orang yang memiliki banyak hal tetapi orang yang dapat menikmati apapun yang mereka miliki. Tentunya boleh-boleh saja kita memiliki keinginan, tapi kita perlu menyadari bahwa inilah akar perasaan tak tenteram. Kita dapat mengubah perasaan ini dengan berfokus pada apa yang sudah kita miliki.
Cobalah lihat keadaan di sekeliling Anda, pikirkan yang Anda miliki, dan syukurilah!!!! Anda akan merasakan nikmatnya hidup. Pusatkanlah perhatian Anda pada sifat-sifat baik atasan dan orang-orang di sekitar Anda. Mereka akan menjadi lebih menyenangkan.Seorang pengarang pernah mengatakan,
“Menikahlah dengan orang yang Anda cintai, setelah itu cintailah orang yang Anda nikahi” Inilah perwujudan rasa syukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang sudah kita miliki. Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi. oleh karena itu:
- Bersyukurlah apabila kamu tidak tahu, Karena itu akan memberimu kesempatan untuk belajar.
- Bersyukurlah untuk masa-masa sulit, Karena di masa itulah kamu tumbuh.....
- Bersyukurlah untuk keterbatasanmu, Karena itu memberimu kesempatan untuk berkembang.
- Bersyukurlah untuk setiap tantangan baru, Karena itu akan membangun kekuatan dan karaktermu.
- Bersyukurlah untuk kesalahan yang kamu buat, Itu akan mengajarkan pelajaran yang berharga.
- Bersyukurlah bila kamu lelah dan letih, Karena itu kamu telah membuat suatu perbedaan.


Dengan selalu bersyukur, dapat mengubah hal yang negatif menjadi positif,,,,Temukan cara bersyukur untuk setiap masalah dan tantangan yang kamu hadapi,,,coz INSYA ALLAH semua itu akan menjadi berkah bagimu...........Amiennnnnnnnnn!!!!!!

Selasa, 08 Februari 2011

Masalah adalah Tantangan

Bila kita menganggap kalau mendapat masalah itu sebagai beban, kita mungkin akan
menghindarinya. Tetapi bila kita menganggap masalah itu sebagai tantangan, kita pasti 
akan menghadapinya. Namun,,,, masalah adalah hadiah yang dapat kita terima
dengan suka cita sebagai ketetapan yang diberikan Tuhan. Dengan pandangan tajam, kita akan melihat sebuah keberhasilan dibalik setiap masalah yang sudah kita hadapi.

Masalah itu adalah anak tangga agar kita dapat menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka,,,,
hadapilah dan ubahlah menjadi kekuatan untuk menuju sukses kita. 

Tanpa masalah, kita  tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan kalau dipikir-pikir hidup ini juga adalah
masalah, oleh karena itu terimalah "MASALAH" sebagai "HADIAH"



Semoga kita dapat menghadapi semua masalah kita ,,, dan itu adalah suatu proses untuk mencapai kesuksesan kita dalam hidup, baik di dunia maupun akhirat,,,,Aminnnnnn,,,,,,,,

Sabtu, 05 Februari 2011

Apa penyebab terjadinya Buruk Sangka?


Kebiasaan berburuk sangka telah ada sejak lama di sekitar kehidupan kita, bila dicermati, bertebaran sikap manusia yang berprasangka buruk. Sebutlah pandangan mata curiga, sinis, ekspresi kecut yang penuh apriori, sampai dalam bentuk sikap kasar yang tidak bersahabat.
Menurut  para ahli, buruk sangka merupakan salah satu mekanisme psikologis yang paling alamiah dalam diri manusia. Karena itu, sulit sekali menghilangkan buruk sangka. Banyak faktor yang memicu merebaknya prasangka-prasangka buruk:
 1. Faktor lingkungan
Lingkungan memberi pengaruh yang cukup besar bagi lahirnya sikap buruk sangka. Lingkungan dimaksud bisa keluarga, masyarakat, tempat bekerja, sekolah, dan lain sebagainya. Lingkungan yang kejam, kotor, dan tidak sehat seringkali memberi pengaruh kuat bagi lahirnya kebiasaan buruk sangka. Bahkan, dalam budaya orang-orang ‘primitif’, buruk sangka seringkali menjadi acuan utama kehidupan sosial mereka, sebagai kompensasi timbal balik dari lingkungannya yang memang buruk. Lingkungan hidup yang keras bisa menumbuhsuburkan sikap cepat curiga, itu identik dengan medan tempat setiap orang harus bertarung mempertahankan hidupnya. Berjibaku mengejar apa yang bisa ia makan, meski harus memangsa orang lain dengan jalan yang salah. Bagaimana dengan lingkungan kita? Atau Bagaimana dengan lingkungan kerja kita?
 2. Keyakinan yang salah
Keyakinan yang salah bisa melahirkan buruk sangka. Termasuk dalam kategori ini adalah ideologi atau aqidah yang salah. Seperti berburuk sangka kepada Allah, dengan menuduh-Nya tidak adil. Orang-orang jahiliyah sebelum Islam punya keyakinan yang terkait erat dengan prasangka buruk. Setiap memasuki hari-hari yang baru, mereka mengukur nasib dengan apa yang pertama kali mereka lihat. Bila pagi itu mereka melihat ular, atau burung gagak, atau apa saja yang berwarna hitam, pertanda hari buruk sedang menanti.
Buruk sangka dengan kemasan keyakinan seperti itu masih banyak menyebar dalam masyarakat. Terlebih bila masyarakat tersebut dahulunya penganut paham animisme. Tetapi, dalam perkembangan selanjutnya, masyarakat modern pun banyak yang masih terjerat perilaku seperti itu. Banyak yang menggantungkan nasibnya kepada ramalan-ramalan aneh.
 3. Kepentingan Politik
Kepentingan politik juga menjadi pemicu lahirnya sikap buruk sangka. Definisi kepentingan politik yang dimaksud tidak selalu harus dalam konteks kekuasaan di sebuah negara, dari tingkat lurah sampai presiden. Bisa saja berbentuk politik pencapaian jabatan di sebuah instansi, politik pencapaian tujuan tertentu dalam sebuah organisasi, atau dalam sebuah komunitas masyarakat.

4. Estimasi Pertahanan Diri
Kadang, orang punya prasangka buruk demi kepentingan mempertahankan diri. Rasa aman yang ingin diperoleh seseorang sering kali diwujudkan dengan membuat lingkar pengaman secara psikologis atas semua orang yang dihadapi. Kebiasaan ini bahkan telah merambah ke sektor-sektor kehidupan harian. Estimasi pertahanan diri yang dasarnya buruk sangka sangat berbahaya. Ia bisa melahirkan stereotipe. Sebuah penyeragaman pandangan atas suatu obyek dengan totalitas. Seperti sangkaan bahwa ‘laki-laki yang menuntun motor di tengah malam itu pasti pencuri’, ‘orang yang berambut panjang itu pasti preman’, dan lain sebagainya. Bila berlebihan, buruk sangka karena estimasi pertahanan diri bisa menjadi penyakit kepribadian seperti paranoid. Di mana orang punya rasa takut yang sangat berlebihan. Hingga melahirkan anggapan secara konsisten bahwa orang lain berusaha menuntut, merusak, atau mengancam. Bahkan, orang yang berpenyakit seperti itu menolak menceritakan rahasia kepada orang lain karena takut kalau informasi tersebut digunakan untuk melawan dirinya. Bisa juga berdampak kepada gangguan kepribadian skizotipal. Yaitu suatu sikap dan penampilan ganjil, selalu curiga, dan kecemasan sosial yang luar biasa terhadap orang yang tidak dikenal.
 5. Ilmu yang Pas-Pasan
Keterbatasan ilmu juga menjadi pemicu bagi munculnya sikap buruk sangka. Minimnya pengetahuan akan berpengaruh pada kemampuan seseorang untuk memandang masalah, menyimpulkan, serta menentukan sikap atas berbagai peristiwa. Dalam beberapa disiplin ilmu, kata ‘prasangka’ secara definitif diartikan sebagai penguasaan masalah sebesar 50% atau lebih tapi tidak sampai 100%. Ia sekaligus lawan dari kata ‘faham’, yaitu penguasaan masalah hingga 100%. Maka, orang yang tidak faham, sangat mungkin memaknai sesuatu dengan cara yang salah. Setiap orang harus sadar, bahwa di atas yang tahu masih ada yang lebih tahu. Di atas yang berilmu masih ada yang lebih berilmu. Apalaqi hampir semua ilmu itu dinamis, berkembang, dan memunculkan hal-hal baru. Buruk sangka karena keterbatasan pengetahuan bisa dihindari dengan mencari tahu.Akibatnya, orang yang ilmu-nya pas-pas-an justru menaruh simpati kepada orang yang telah dinilai kurang tersebut. Lebih parah lagi jika rasa simpati itu sudah bersemayam sejak lama, sehingga melahirkan sikap proteksi atas semua penilaian yang kurang atas orang yang dikaguminya. Inilah bentuk lain dari buruk sangka terhadap suatu evaluasi yang obyektif. Wallahu’alam. Hanya orang yang kuat dan berilmu, yang mampu memikul amanah.  

8. Diskriminasi ‘Besar-Kecil’
Adanya diskriminasi atas ‘orang-orang kecil’ oleh ‘orang-orang besar’ dalam berbagai bentuk juga merupakan salah satu korban buruk sangka. Seringkali orang-orang kaya memenuhi pikirannya dengan persepsi bahwa orang-orang miskin itu kumuh, udik, bodoh, bahkan pencuri. Padahal, orang-orang ‘besar’ banyak juga yang profesinya sebagai koruptor dan penjahat berkerah putih.
Diskriminasi ‘besar-kecil’ terjadi dalam banyak bentuk. Budaya feodalisme yang merambah beragam sektor kehidupan turut membudidayakan kebiasaan buruk sangka menjadi penyakit yang menyerang kemana-mana. Seorang tentara mengira dirinya yang paling kuat, sedang orang sipil itu lemah. Seorang dokter merasa dirinya yang paling punya pengetahuan tentang kesehatan, sedang pasien itu bodoh dan tidak tahu menahu soal penyakit. Orang tua merasa dirinya paling tahu sedang anak-anaknya yang mulai tumbuh dianggap anak bau kencur yang tak mengerti apa-apa. Semua itu adalah perilaku buruk sangka yang diskriminatif dan tidak semuanya benar.

Urat nadi buruk sangka masih sangat banyak. Dengan menekan semaksimal mungkin sikap berprasangka buruk, setidaknya kita telah memberi kontribusi yang cukup berarti bagi kelangsungan hidup banyak orang. Yaaa,,,,, kita memang harus berpikir sebelum bertindak. Kita harus berpengetahuan sebelum berkesimpulan. Sebuah pembiasaan diri yang tidak ringan, memang. Agar kita tidak salah langkah lagi dikemudian hari, karena hidup ini tidak mengenal siaran tunda. Wallahu’alam

Jumat, 04 Februari 2011

Emosi bukan jalan yang baik untuk Menyikapi Masalah

Semua orang pasti tidak akan mengaharapkan tertimpa masalah, meskipun kita semua tahu bahwa itu penting dalam proses kemanusiaan, keberagamaan dan penghambaan. namun sesuai Sunatullah-Nya, tidak jarang sesuatu yang tidak kita inginkan justru menjadi sesuatu yang banyak manfaatnya untuk kita di kemudian hari. Sebaliknya,  sesuatu yang menyenangkan belum tentu bermanfaat buat kehidupan kita, bahkan kebanyakan hanya menjadi mudarat bagi kita di belakang hari. misalnya seperti telah ditemukannya banyak penyakit berat yang di akibatkan oleh terlalu banyak memakan makanan yang enak-enak.
Karakteristik orang yang emosional ketika tertimpa masalah, ia akan terlihat mengumbar emosinya secara tidak terkendali. ada orang yang meluapkan emosinya dengan amarah, tangisan atau dengan cara mempertontonkan kesedihanya kepada semua orang yang ia jumpai. Emosi baleh saja, itu memang sangat manusiawi, hanya saja bila emosi itu kemudian diumbar sedemikian rupa, justru akan menimbulkan kesan bahwa yang bersangkutan tidak menerima ketetapan Allah. Emosi seperti ini disebut emosi yang tidak terkendali, yang akan membuat seseorang tidak memiliki ketajaman kontrol diri atau bahkan tak jarang fungsi kontrolnya justru akan menumpul. Nahh,,,, orang-orang seperti inilah yang biasanya mengakhiri musibah dan masalah dengan bunuh diri. EMOSI mendorongnya melakukan tindakan tak terkontrol karena daya nalarnya kalah telah dimatikan oleh emosi. orang yang demikian tidak akan lagi bisa memilih mana yang benar dan mana yang salah untuk dirinya sendiri. ia akan mengambil suatu pilihan yang didasarkan atas emosi sesaat, dan ia tidak akan memikirkan akibat baik atau buruknya dari pilihan itu. jadi emosi seperti ini tidak dibenarkan dan merupakan karakter yang tidak baik, karena: 1. melanggar azaz proporsional, 2. berpotensi menyalahkan ketetapan Tuhan dan 3. merupakan tradisi yang tidak baik dalam menyelesaikan masalah.

SEMOGA  BERMANFAAT

Senin, 31 Januari 2011

Selamat Datang

Kehidupan adalah sebuah kesempatan yang mulia, jika kita bisa menggunakannya  untuk menyiapkan diri menuju gerbang kehidupan yang kekal dan abadi. Jika di satu sisi kita gagal, maka kita akan sukses pada sisi yang lainnya.

Kita tidak akan pernah mengulangi kehidupan hari ini; sekali itu berlalu, akan berlalu selamanya. Bagaimana Anda menjalaninya, untuk diri sendiri atau untuk orang lain?


Segala sesuatu yang kita lakukan dalam mengisi kehidupan adalah skenario-Nya, mari kita jalankan dengan penuh keikhlasan dan rasa syukur!!!!!!